Wednesday, October 27, 2010

IQ,EQ,SQ dan RQ......?



Ketika seseorang mendengar kata cerdas pasti yang terlintas pertama kali dipikirannya adalah  hanya sebatas kemampuan individu  yang berkenaan dengan aspek kognitif atau biasa disebut Kecerdasan Intelektual saja. Hal  tersebut adalah salah besar karena sesungguhnya arti kecerdasan itu sangat luas dan tidak ada seorangpun yang dapat mendeskripsikan tentang apa itu kecerdasan secara keseluruhan. Karena luasnya pengertian tentang kecerdasan itu, maka pada zaman modern ini banyak orang yang mencoba mengelompokannya menjadi lebih spesifik menjadi  4 bagian yaitu diantaranya  IQ (Intelligence quotation), EQ (Emotional Quotation), SQ(Spiritual Quotation), dan RQ.

1. IQ (Intelligence quotation)
         
IQ atau singkatan dari Intelligence Quotient adalah kecerdasan yang berkenaan dengan aspek kognitif atau biasa disebut Kecerdasan Intelektual. Inti kecerdasan intelektual tersebut ialah aktifitas otak. Otak adalah organ luar biasa dalam diri kita. Beratnya hanya sekitar 1,5 Kg atau kurang lebih 5 % dari total berat badan kita. Namun demikian, benda kecil ini mengkonsumsi lebih dari 30 persen seluruh cadangan kalori yang tersimpan di dalam tubuh. Otak memiliki 10 sampai 15 triliun sel saraf dan masing-masing sel saraf mempunyai ribuan sambungan. Otak satu-satunya organ yang terus berkembang sepanjang itu terus diaktifkan. Kapasitas memori otak yang sebanyak itu hanya digunakan sekitar 4-5 % dan untuk orang jenius memakainya 5-6 %. Sampai sekarang para ilmuan belum memahami penggunaan sisa memori sekitar 94 %. Bayangkan apa yang bisa manusia perbuat bila manusia tersebut bisa memaksimalkan fungsi otak mereka misalkan  33% saja..!! “Einstein yang katanya mempunyai kemampuan otak yang mencapai 9% sudah bisa menciptakan teori Atom yang kemudian menjadi dasar dari pengembangan energi nuklir (salah satu Issu terhangat dunia yang sering dibesar-besarkan oleh Amerika sekarang ini)”. SUBHANALLAH....! Sungguh Tuhan Maha Adil dengan apa yang diciptakannya.
      
Kembali kepermasalahan IQ. Tingkat kecerdasan berdasarkan IQ biasanya hanya diukur berdasarkan skor yang diperoleh dari sebuah tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya hanya dapat mengindikasi sedikit mengenai taraf kecerdasan seseorang dan tidak menggambarkan kecerdasan seseorang secara keseluruhan. Itulah kesalhan persepsi yang sering ada di lingkungan kita. Orang yang memiliki IQ tinggi sering di hebat-hebatkan dan yang ber-IQ rendah sering di beri hinaan. Apakah pantas manusia menilai manusia lain hanya dari segi IQ saja padahal kita semua tahu bahwa tidak mungkin ada manusia yang sempurna seperti  pada lirik lagu The Massiv .“lagu yang sungguh memberi inspirasi agar kita selalu bersyukur”.

Kembali lagi kepermasalahan IQ. IQ atau Intelligence Quotient  merupakan istilah dari pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. Kemudian Lewis Ternman dari Universitas Stanford berusaha membakukan test IQ yang dikembangkan oleh Binet dengan mengembangkan norma populasi, sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford-Binet. 

Skor yang didapat dari test IQ tersebut dibuat menjadi beberapa golongan yaitu:
TINGKAT KECERDASAN
IQ
Genius
Di atas 140
Sangat Pintar
120 - 140
Pintar
110 - 120
Normal
90 -110
kurang
80 - 90
bodoh
70 - 80
Sangat bodoh
50 - 70
dungu
25-50
Idiot
0 - 25
 
       Tapi walau bagaimanapun nilai IQ kita bukanlah segalanya. Itu hanya sebuah skor yang merupakan rancangan manusia, kita jangan merasa lemah karena IQ kita yang rendah karena pasti masih ada tingkat kecerdasan lain yang kita miliki dan mungkin itu yang akan membuat kita menjadi manusia yang berkualitas. “Ingat, bukanlah nilai “IQ yang besar” yang menjadikan kita sukses  tapi niat dan kesungguhan kitalah yang bisa menjadikan kita menjadi orang yang sukses”.

 2. EQ (Emotional Quotation)

       EQ adalah istilah yang dipopulerkan oleh Daniel Golleman. Berdasarkan hasil penelitian para neurolog dan psikolog, Goleman (1995) berkesimpulan bahwa setiap manusia memiliki dua potensi pikiran, yaitu pikiran rasional dan pikiran emosional. Pikiran rasional digerakkan oleh kemampuan intelektual atau “Intelligence Quotient” (IQ), sedangkan pikiran emosional digerakkan oleh emosi. Menurut Daniel Golemen, dalam bukunya Emotional Intelligence (1994) menyatakan bahwa “kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang hanya sekitar 20 % dan sisanya yang 80 % ditentukan oleh serumpun faktor-faktor yang disebut Kecerdasan Emosional". 
         
          Memang sih selain pintar orang juga harus mempunyai kemampuan sosialisasi yang baik. Apalagi jika  menjadi kedua-duanya. Pada dasarnya orang yang memiliki EQ yang tinggi akan terlihat dalam kehidupan sehari-harinya, misalkan di mudah beradaptasi dengan lingkungannya, pintar berkomunikasi, selalu berpandangan positif, mudah sekali untuk bekerjasama dengan orang lain.

 Berbeda dengan kecerdasan intelektual (IQ) yang cenderung bersifat permanen, kecakapan emosional (EQ) justru lebih mungkin untuk dipelajari dan dimodifikasi kapan saja dan oleh siapa saja yang berkeinginan untuk meraih sukses dan ingat EQ yang baik tidak akan  tumbuh cepat  dengan sendirinya tetapi harus melalui tahap-tahap yang tidak sebentar.
           
            Nah...! karena kontribusinya yang besar itulah. Setiap manusia Khususnya kita para mahasiswa yang akan ada dibaris depan kepemimpinan bangsa indonesia, haruslah Berlatih untuk melekatkan kecerdasan emosi pada diri kita. Hal tersebut bisa dimulai sekarang. Misalkan dengan banyak berdiskusi, berbicara/presentasi, bekerja kelompok, mengikuti organisasi dll. Hal tersebut akan mengembangankan kemampuan kita dalam berkomunikasi, belajar saling menghargai pendapat orang lain dan belajar untuk berkerjasama dengan orang lain. Hal tersebut menjadi sangat penting karena kita adalah makhluk sosial yang pasti tergantung dengan orang lain. 

3. SQ (Spiritual Quotation)

         SQ (Spiritual Quotient) adalah kecerdasan yang berperan sebagai landasan  utama yang diperlukan untuk mengintegrasikan  IQ dan EQ secara efektif. Maksud lebih jelasnya yaitu  IQ, EQ dan SQ yang ada pada diri setiap orang harus saling berjalan bersama (bersinergi) karena jika ada satu saja yang hilang maka kita akan seperti meja tanpa satu kaki. Orang yang tidak memiliki SQ jiwanya akan hampa.

        Orang yang ber-SQ tinggi mampu memaknai penderitaan hidupnya dengan memberi makna positif pada setiap peristiwa, masalah, bahkan penderitaan yang dialaminya. Dengan memberi makna yang positif itu, ia mampu membangkitkan jiwanya dan melakukan perbuatan dan tindakan yang positif. Menurut Danar Zohar dan Ian Marshal, pakar psikolog didalam bukunya “SQ: Spiritual Quotient, The Ultimate Intelligence” memberikan pandangan mengenai tanda-tanda orang yang memiliki SQ tinggi. Tanda-tandanya adalah seperti berikut :
        Berkemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaannya
        Cenderung untuk memandang segala hal itu berkaitan (holistik)
        Mampu untuk bersikap fleksibel (secara aktif dan spontan)
      Cenderung untuk bertanya “bagaimana jika?” atau “mengapa?” ketika mencari  jawaban yang mendasar
        Memiliki tingkat kesadaran yang tinggi
        Memiliki kualitas hidup yang didasari dari visi dan nilai-nilai
        Memiliki pemimpin yang bertanggungjawab serta berpengabdian
        Mampu untuk menghadapi dan melewati rasa takut
        Menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan kerugian yang tidak perlu


gambar sinergi antara IQ, EQ, SQ

4. RQ
  
Maksud dari arti RQ disini adalah kecerdasan seseorang didalam menghadapi masalah, atau lebih tepatnya kemampuan untuk cepat bangkit dari suatu permasalahan. RQ menjadi sangat penting di zaman modern ini dimana persoalan hidup menjadi semakin rumit. Kurangnya pondasi RQ pada diri seseorang menyebabkan seseorang  terpuruk jatuh kelembah permasalahan yang lebih dalam dan akan menyebabkan stress. Banyak sekali contoh akibat kurangnya RQ. Misalkan seorang pelajar yang berani untuk bunuh diri ketika menghadapi kenyataan bahwa dia tidak lulus. Coba misalkan jika dia memiliki RQ yang baik maka, dia tidak akan menjadikan ketidaklulusannya itu menjadi sebuah bencana, malah dia akan menjadikannnya sebuah hikmah kehidupan dan pembelajan baginya untuk menjadi orang yang berkualitas.

Kesimpulan: Dari ulasan berbagai jenis kecerdasan diatas dapat disimpulkan bahwa tidak mungkin seseorang memiliki tingkat kecerdasan yang sama karena tidak ada manusia yang sempurna. Supaya hidup kita seimbang maka kita juga harus menyeimbangkan 4 elemen kecerdasan tersebut. Walaupun susah untuk menjadi 100% di semua jenis  kecerdasan tetapi setiap orang pasti mempunyai salah satu kecerdasan yang lebih menonjol. Kembangkan kecerdasan tersebut sambil mempelajari 3 elemen kecerdasan lainnya. Ingat yang menjadikan Kita sukses Bukan skor IQ yang merupakan rancangan manusia tetapi seberapa besar usah akita untuk menjadi sukses.
Sumber : www.google.com dan berbagai refrensi lainnya.Saya lupa....!!!

1 comment:

  1. Kita juga mempunyai jurnal mengenai Kecerdasan Emosional, silahkan dihubungi dan dibaca. Berikut linknya:
    http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1140/1/10506146.pdf
    Semoga bermanfaat!

    ReplyDelete